cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas,  www.segi3.com   cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas 
Cerita Sex Bonus Foto Bugil - Guru dan Murid Bag.2 - Sambil menunggu, Theo melayangkan pandangan ke sekeliling ruangan. Semua  furniture di ruangan itu tertata rapi dan bersih. Pada sebuah dinding,  tergantung lukisan berukuran kira-kira 1 x 1 meter. Lukisan seorang anak  perempuan kira-kira berumur 7 tahun yang berdiri diapit oleh ayah dan  ibunya. Anak itu sedang tersenyum lugu. Rambutnya berponi. Lucu. Itu  pasti Debby dan kedua orangtuanya, kata Theo dalam hati.
Kurang  lebih 15 menit kemudian, Theo terhenyak. Gadis remaja itu berdiri di  hadapannya dengan gaun tipis berwarna putih yang ujung bagian bawahnya  tergantung kira-kira sejengkal di atas lutut. Gaun tanpa lengan. Hanya  dua utas tali di bahu kiri dan kanan yang mengikat gaun itu agar tetap  tergantung menutupi tubuh pemiliknya. Cantik. Seksi. Mempesona.  Rambutnya lurus sebahu. Tingginya yang kira-kira 165 cm membuat ia  tampak anggun. Tonjolan dadanya proporsional. Gaun tipis itu seolah  menebarkan sejuta misteri yang memaksa mata lelaki menatap tak berkedip  untuk mengungkap rahasia lekuk-lekuk tubuh yang tersembunyi di baliknya.  Bagian bawah gaunnya yang lebar dan berenda seolah menjanjikan telaga  birahi yang akan menyeret lelaki menyelam dalam sejuta fantasi.
"Debby, kau cantik sekali," kata Theo memuji. Pujian jujur yang keluar dari lubuk hatinya.
Debby  tersenyum. Selama ini belum pernah ada lelaki yang memujinya seperti  itu. Ia senang mendengar pujian itu. Ia pun sangat senang karena  sebelumnya tak pernah melihat guru matematikanya itu terpesona  menatapnya. Ia pun belum pernah melihat tajamnya sorot mata lelaki yang  terpesona menatap. Dengan sikap feminin, ia duduk di sebelah kiri Theo.
"Debby, mengapa kamu memakai gaun seperti itu?"
"Karena Debby suka pada Bapak. Juga karena Bapak tampan dan jan.."
"Ehh, ehh! Tidak pakai sebutan Bapak!"
"Lupa..! Juga karena Theo tampan dan jantan, itu jawabannya!"
"Alasan lain?"
"Debby  nggak punya saudara. Debby anak tunggal. Sering kesepian di rumah  karena sering ditinggal Papa dan Mama. Nggak punya sahabat karena banyak  teman-teman perempuan yang iri sama Debby. Nggak punya pacar karena  cowok yang seusia Debby rata-rata egois. Obsesinya mereka selalu tentang  sex. Padahal Debby belum tentu suka. Jelas Bapak guru?"
Theo  tertawa karena kata 'bapak guru' itu diucapkan dengan cara yang lucu.  Dan sebelum tawanya berakhir, tangannya meraih bahu gadis itu.  Dirangkulnya dengan ketat. Tak ada perlawanan. Sisa sabun beraroma  lavender yang memancar dari tubuh gadis itu terasa menyegarkan ketika  aromanya menyengat hidung Theo. Dengan gemas, di kecupnya pipi gadis  itu. Kiri dan kanan.
"Seperti Papa," kata Debby sambil tertawa kecil.
Lalu  ia bangkit dan berjalan ke arah pintu penghubung yang membatasi ruang  keluarga dengan bagian belakang rumah. Setelah mendengar 'klik', ia  melangkah kembali menghampiri Theo dan duduk rapat persis di sebelah  lelaki itu.
Theo menggamit dagu gadis itu agar menoleh ke  arahnya, kemudian dengan cepat bibirnya memagut bibir mungil gadis itu.  Bibir yang terlihat basah walau tanpa lipstik. Sejenak tak ada reaksi.  Diulangnya mengulum sambil menjulurkan lidahnya untuk mengait-ngait.  Tapi lidah gadis itu masih tetap diam bersembunyi di rongga mulutnya.  Sejenak, Theo melepaskan pagutan bibirnya. Ditatapnya wajah yang cantik  itu sambil menggerakkan jari tangannya untuk menyibak beberapa helai  rambut yang terjatuh di kening gadis itu. Dan ketika kembali mengulang  ciumannya, ia merasakan ujung lidah yang menyusup di antara bibirnya.
Segera  dipagutnya lidah itu. Dihisapnya dengan lembut agar menyusup lebih  dalam ke rongga mulutnya. Kedua telapak tangannya turun ke bahu. Setelah  mengusapkan jari-jarinya berulang kali, telapak tangannya meluncur ke  punggung. Lalu dibelai-belainya punggung itu dengan ujung-ujung jarinya  sambil mempermainkan lidah gadis itu dengan ujung lidahnya. Tak lama  kemudian, ia merasakan dua buah lengan melingkari lehernya. Semakin lama  lengan itu merangkul semakin ketat. Kemudian ia mulai merasakan lidah  gadis itu bergerak-gerak. Tidak hanya pasrah menyusup, tetapi mulai  bergerak membelit dan balas mengisap.
Theo melepaskan pagutan  bibirnya. Sejenak mereka saling menatap. Terlihat bias-bias birahi di  kedua bola mata mereka. Lalu dikecupnya dahi gadis itu dengan mesra.  Kemudian bibirnya berpindah mengecup bahu. Mengecup berulang kali. Dari  bahu bibirnya merayap ke leher. Sesekali lidahnya dijulurkan untuk  menjilat.
Debby menggelinjang karena geli, seolah sekujur  tubuhnya sedang digelitiki oleh jari-jari yang nakal dan menggemaskan.  Ia menyukai hal itu, menyukai kecupan dan jilatan yang merambat di  sekeliling lehernya. Apalagi ketika ia merasakan lidah itu  menjilat-jilat kerongkongannya disertai telapak tangan yang meremas buah  dadanya. Sesaat, ia menahan nafas ketika telapak tangan itu hanya  menekan buah dadanya, tetapi tak lama kemudian, ia menghembuskan nafas  lega merasakan telapak tangan itu meremas dengan lembut.
"Aahh, Theo," desahnya sambil menghembuskan nafas panjang.
Bibir  Theo kembali merayap ke bahu. Sambil sesekali mengecup, ia menggunakan  giginya untuk melepaskan tali yang mengikat gaun itu. Lidah dan hembusan  nafasnya membuat gadis itu menggelinjangkan bahunya.
Debby baru  menyadari bahwa tali pengikat gaunnya telah terlepas setelah ia  merasakan bibir lelaki itu menyusur menciumi belahan atas buah dadanya.  Bulu roma di sekujur tubuhnya meremang. Belum pernah ada lelaki yang  melakukan hal itu. Ia ingin menolak, ingin mendorong kepala yang semakin  mendekati buah dadanya, tetapi tangannya terasa lemah tak bertenaga.  Ada rasa geli dan nikmat yang menjalar di pori-pori sekujur tubuhnya.  Rasa yang membuat ia tak berdaya menolak. Apalagi setelah merasakan  lidah itu menjilat-jilat dadanya. Jilatan-jilatan basah yang membuat  jari-jari tangannya menekan kepala lelaki itu ke dadanya.
Ia  menarik nafas lega, merasa beruntung karena tidak mengenakan bra di  balik gaunnya. Bibirnya sesekali mendesis-desis seperti kepedasan ketika  ia merasakan jilatan-jilatan itu semakin liar menjelajahi buah dadanya  yang baru mekar. Dan ketika putik buah dadanya terperangkap dalam  jepitan bibir lelaki itu, ia merintih sambil menghentakkan telapak  kakinya di atas karpet..
"Aarrgghh.. Theo, enaak! Aduuhh..!".
Sekujur  tubuhnya merinding ketika merasakan putik dadanya dijentik-jentik  dengan ujung lidah. Lalu digigit dengan lembut. Dilepaskan. Digigit  kembali. Dilepas. Dan tiba-tiba ia merasakan buah dadanya dihisap agak  keras, seolah ingin ditelan!
Debby mendesah ketika merasakan  jari-jari tangan Theo mengelus-elus bagian dalam pahanya. Ia mendesah  dalam kenikmatan sambil menghempaskan lehernya di sandaran sofa. Secara  naluriah, direnggangkannya kedua belah pahanya agar jari-jari dan  telapak tangan itu dapat merayap lebih dalam. Ia ingin segera merasakan  jari-jari tangan itu mengelus-elus pangkal pahanya.
Isyarat itu  dimanfaatkan Theo dengan baik. Dengan sebuah tarikan kecil, ia  menyingkap gaun gadis remaja itu. Tak ada kesulitan ketika menyingkap  gaun itu. Bagian bawahnya yang lebar membuat gaun itu tersangkut dengan  mudah di bawah pusar. Ia terpaksa menghentikan aktivitas bibirnya karena  ia ingin menunduk agar dapat memandang pangkal paha itu lebih jelas.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas"Aku akan menciumnya," kata Theo sambil bangkit dari sofa, kemudian duduk di atas karpet persis di antara kedua lutut Debby.
"Jangan dicium, Theo. Debby takut."
"OK, tapi kasih pemandangan yang paling indah ya," kata Theo sambil mengangkat kaki kanan gadis itu.
Lalu  diletakkannya telapak kaki kanan itu di atas sofa. Tak lama kemudian,  bola matanya terbelalak menatap pesona yang terpampang di hadapannya!  Sebelah paha tergeletak di atas sofa, sedangkan paha yang sebelah lagi  tertekuk, telapaknya menginjak pinggir sofa. Dengan sebuah dorongan  kecil menggunakan jari, paha yang tertekuk di atas sofa itu terbuka  lebar-lebarnya.
"Indah sekali!" sambung Theo sambil menengadah  menatap wajah gadis remaja yang cantik itu. Debby tersenyum malu. Ia  ingin menutup pahanya, tapi gerakannya tertahan oleh tekanan jari di  lututnya.
"Debby malu, Theo!" katanya dengan manja. Tapi di dasar  hatinya, ada perasaan senang dan bangga melihat guru matematikanya  berlutut di hadapannya, persis di antara kedua belah pahanya. Perasaan  yang membuat dirinya merasa sangat dimanja dan dihargai.
Theo  terbelalak menatap kemulusan paha dan celana dalam mini dari satin di  hadapannya. Urat darah di batang kemaluannya meronta menatap pemandangan  indah itu. Bagian depan celananya terasa sempit. Apalagi ketika ia  menatap segaris bagian basah yang tercetak di permukaan vagina gadis  itu. Bagian basah itu memperjelas bayangan bibir vagina yang tersembunyi  di baliknya. Dan karena celana dalam satin itu sangat tipis, ia bahkan  dapat melihat bayangan bulu-bulu yang tumbuh di sekitar bibir vaginanya.
Keindahan  itu sangat mempesona sehingga ia terpaksa melepaskan ikat pinggang dan  ritsleting celananya agar batang kemaluannya terbebas dari penderitaan.  Lalu diciumnya paha bagian dalam yang tertekuk di atas sofa itu.  Diciumnya berulang kali seolah tak puas merasakan kehalusan kulit paha  itu di bibirnya. Setelah itu ciumannya berpindah ke paha sebelahnya.  Sambil terus mencium dan sesekali menjilat, dielus-elusnya pula paha  bagian luar. Semakin lama ciumannya semakin mendekati pangkal paha. Lalu  ia berhenti sejenak untuk menghirup aroma semerbak yang semakin tajam  menusuk hidungnya. Fantasinya di depan kelas telah menjadi kenyataan.  Dengan gemas, dibenamkannya hidungnya persis di antara bibir vagina  gadis remaja itu. Sesekali diselingi dengan menggeleng-gelengkan  kepalanya.
"Theoo..! Aauuw!" pekik Debby karena terkejut sambil menggelinjangkan pinggulnya.
Tapi  beberapa detik kemudian, ketika ia merasakan lidah lelaki itu  menjilat-jilat bagian luar celana dalamnya, ia merintih-rintih. Ia  merasa nikmat setiap kali lidah itu menjilat dari bawah ke atas. Jilatan  yang lahap! Basah. Berliur. Jilatan yang membuat ia terpaksa memejamkan  mata meresapi kenikmatan yang mengalir di sekujur tubuhnya. Jilatan  yang membuat ia menjadi liar, yang membuat ia menghentak-hentakkan  kakinya karena beberapa kumis kasar lelaki itu terasa seolah menyusup  menembus celana dalamnya yang tipis. Di sela-sela kenikmatan yang  mendera, kumis itu terasa menggelitiki vaginanya, membuat ia  menggeliatkan pinggulnya berulang kali.... 
Ke Bagian 3Tags: chika jessica hot,chelsea olivia hot,chelse olivia hot,chaty sharon hot,cerita hot 2012,cerita hot terbaru,celebrity hollywood hot,cathy sharon hot,catherine wilson hot,carissa putri hot,campursari hot,bunga mentari hot,bunga citra hot,bolywod hot,bollywood artist hot,bokong hot,blue film hot,bintang hot jepang,bintang hot indonesia,bintang hot,bintang film hot,biduan hot,bi rain hot,bela sapira hot,bela safira hot,bcl hot,bcl hot,barat hot,ayu soraya hot,ayu pratiwi hot,ayu hot,ayu hastari hot,ayu dewi hot,ayu anjani hot,aya kiguchi hot,aviani malik hot cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas