cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas
,  www.segi3.com   cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas 
Cerita Sex Bonus Foto Bugil - Molly anak kelas 3 SMA - Mula mula gue ingin memperkenalkan diri. Nama gue Daron. Gue ada  kesempatan belajar di Malaysia karena ayah gue bekerja di sana. Ketika  itu gue berumur 15-16 kira-kira kelas 1 SMA. Pertama kali masuk skolah  ada upacara bendera. Waktu lagi kenalan ama temen-temen baru ada cewe'  datang dari arah pintu gerbang dengan terburu-buru, soalnya semua murid  sudah berbaris. Gue liatin tuh cewe'.."OK jugak nih..". Setelah gue  tanya temen gue ternyata die kakak kelas. Umurnya 17an kira-kira kelas 3  SMA. Namanya Molly.
"Cute juga nama doi".
Tiba -tiba dari belakang ade rekan sekelas megang bahu gue.
"Ngapain loe nanyain tentang kakak gue?".
Buset dah, kaget gue. Gue cuma takut dipukulin soalnya die 'gangster' di sekolahan.
"Ah..enggak kok. Nanya doank" kata gue dengan gementar.
Balik  dari sekolah gue terus ngebayangin tuh cewe. Gue nggak bisa ngilangin  die dari pikiran gue. Gila cantik banget. Bibirnya yang kecil dan tipis,  buah dadanya yang montok (mungkin boleh dibilang lebih besar dari  ukuran teman sebayanya), betisnya yang putih dan mulus, pokoknya  absolutely perfect. Gue cuma bisa ngebayangin kalo-kalo die mau ama gue.
Di  suatu pagi yang cerah (gue belajar kalimat kayak gini waktu kelas 4  SD), gue ama nyokap pergi ke deretan toko-toko di deket rumah. Maksudnya  sih mau nyari toko musik, soalnya gue mau belajar main gitar. Setelah  kira-kira 1 bulan baru gue tau bahwa guru gitar gue sama ama adiknya  Molly. Terus guru gue tu nyaranin kita berdua ngadain latihan bersama di  rumahnya. Gue girang banget. Mungkin ada kesempatan gue ngeliatin wajah  cantik kakaknya. Yah.. walaupun kagak "buat" ngeliat wajahnya juga udah  cukup.
Waktu liburan semester adiknya (biar lebih gampang gue  tulis Jason) ngundang gue ke rumahnya untuk latihan gitar barengan.  Terus gue tanya ada siapa aja di rumahnya.
"Gue ama kakak gue doank  kok" jawabnya. Wah.. berdebar-debar nih rasanya. Tapi gue juga rasa diri  gue sendiri bodoh. Soalnya die aja kagak kenal gue, malahan cuma  ngobrol sekali-sekali melalui chatting. Tapi gue ngak peduli.
Jason  sebenarnya belom mastiin kapan gue bisa dateng ke rumahnya. Tapi gue  ngak peduli dateng ke rumahnya hari itu karena gue cuma ada waktu hari  itu. Sampai di depan pagarnya gue neken bell. Kelihatannya sepi.  Tiba-tiba pagar terbuka (pagar automatik nih) terus kakaknya muncul.
"Nyari siapa?".
"Jason" gue bilang.
"Wah, maaf, Jasonnya nggak ada tuh."
Wah.. sekarang baru gue sadar suara Molly ternyata lembut lagi 'cute'.
"Oh.. ya udah, terima kasih."
Gue muterin badan gue, belagak mau pergi gitu. Tiba-tiba suara yang lembut itu terdengar lagi.
"Eh.. nggak masuk dulu? Daripada capek bolak-balik mendingan tunggu di sini."
Wah!! Peluang emas!
Terus  gue masuk dan dihidangin minuman dingin ama Molly. Terus dia duduk  dihadapan gue ngajakin gue ngobrolin sesuatu. Dalam sekelip mata,  pemandangan di depan gue menjadi sangat indah. Kebetulan dia memakai  baju T-Shirt tipis dan skirt pendek jadi gue bisa ngeliat bahagian  pahanya yang putih mulus. Sekali-sekala gue ngelirik ke bagian dada dan  pahanya. Gue rasa sih dia tau tapi dia belagak nggak peduli.
"Kapan Jason balik?" tanya gue.
"Nggak tau kayaknya sih nanti jam 6"
Gue ngelirik jam tangan gue. Sekarang jam 2 petang.
Kira-kira  selama 15 menit kami ngobrol kosong. Tiba-tiba ntah gimana jam di meja  sebelahnya jatuh. Kami terkejut dan dia terus membereskan benda-benda  yang berselerak. Dari belakang gue bisa ngeliat pinggulnya yang putih  mulus. Tiba tiba jeritan kecilnya menyadarkan lamunan gue. Ternyata  jarinya terluka kena kaca. Naluri lelaki gue bangkit dan terus memegang  jarinya. Tanpa pikir panjang gue isep aja darah yang ada di jarinya.  Waktu darahnya udah beku gue mengangkat wajah gue. Ternyata selama ini  die ngeliatin gue. Tiba-tiba dia ngomong
"Ron, kok lu ganteng banget sih?"
Gue  hanya tersipu-sipu. Terus gue diajakin ke tingkat atas untuk ngambil  obat luka. Waktu duduk di sofa, gue usapin aja tuh ubat ke jarinya.  Tiba-tiba datang permintaan yang tidak disangka-sangka.
"Ron, cium gue dong, boleh nggak?".
Gue  bengong doank nggak tau mo jawab apaan. Tapi bibirnya udah deket banget  ama bibir gue. Langsung gue lumat bibir mungilnya. Dia memejamkan  matanya dan gue nyoba untuk mendesak lidah gue masuk ke dalam mulutnya.  Dia membalas dengan melumat bibir gue. Tanpa sadar tangan tangan gue  udah merayap ke bagian dadanya dan meremas-remas payudaranya yang montok  dari luar pakaiannya. Dia mendesah lirih. Dan mendengarnya, ciuman gue  menjadi semakin buas.
Kini bibir gue turun ke lehernya dan  kembali melumat dan menggigit-gigit kecil lehernya sambil tangan gue  bergerak ke arah skirt pendeknya dan berusaha meraba-raba pahanya yang  putih dan mulus. Tiba-tiba tangannya membuka resleting celana gue dan  coba meraih anu gue. Gue semakin ganas. Gue elus-elus celana dalamnya  dari luar dan tangan gue satu lagi meremas-remas payudaranya yang  montok. Dia mendesah dan melenguh.
Akhirnya gue berhenti melumat bibir dan lehernya. Gue coba melepaskan t-shirtnya yang berwarna pink. Tetapi tangannya mencegah.
"Ke kamar gue aja, yuk!"
Ajaknya  sambil menuntun tangan gue. Gue sih ikut aja. Gue kunci pintu kamarnya  dan langsung gue raih t-shirtnya hingga dia hanya mengenakan bra putih  dan skirt birunya. Gue kembali melumat bibirnya dan coba membuka kaitan  branya dari belakang. Sekarang die bener-bener telanjang dada. Langsung  gue lumat payudaranya. Gue remas-remas dan gue jilatin puting kiri dan  kanannya.
Tanpa disadari dia mengerang.
"ummh..ahh..!"
Gue  malah lebih bernafsu. Tiba-tiba tangannya yang lembut meraih penis gue  yang sangat besar. Kira-kira 14 cm panjangnya. Dia langsung  mengelus-elus dan mulai mengocok penis gue itu. Gue mengerang
"Ahh..Molly..terusin..ahh!"
Kira-kira  15 menit gue melumat payudaranya. Sekarang gue nyoba ngebuka skirt  hitamnya. Setelah terlepas gue tidurin dia di ranjang dan kembali  melumat bibirnya sambil mengusap-usap vaginanya dari luar CDnya dan  tangan gue yang satu lagi memelintir puting payudara kanannya.
"Ahh.. Daron.. ummhh!" Erangnya.
Akhirnya  kami berdiri. Dia melepaskan baju dan celana gue dan meraih penis gue  yang sangat tegang. Dia nyuruh gue duduk. Terus dia jongkok di depan  gue. Dia nyium kepala penis gue dan menjilatnya. Kemudian die berusaha  mengulum dan menghisap penis gue yang besar. Gue mengerang keenakan.
"Ummhh..Molly..!!"
Akhirnya gue nggak tahan dan menyuruhnya berhenti. Gue nggak mau keluar terlalu awal.
Terus  perlahan-lahan gue lepasin celana dalam putihnya dan memandang sebuah  lubang berwarna merah jambu dengan bulu-bulu yang halus dan tidak  terlalu banyak di sekelilingnya. Langsung gue tidurin dan gue kangkangin  kakinya. Kelihatan vaginanya mulai merekah. Gue yang udah nggak tahan  terus menjilati dan menghisap-hisap bahagian selangkangan dan menuju ke  arah vaginanya. Gue isep dan jilatin klitorisnya. Molly menggelinjang  keenakan sambil mendesah dan mengerang.
"Awwhh.. uhh.. Darroonn..!!
Tiba tiba orgasme pertamanya keluar. Tubuhnya menggelinjang dan dia menjambak rambut gue dan sprei di ranjangnya.
Kemudian  gue melebarkan kedua kakinya dan mengarahkan penis gue ke arah lubang  kenikmatannya. Sebelum gue masukkin gue gesekin dulu penis gue di pintu  lubang vaginanya. Dia mendesah kenikmatan. Akhirnya gue dorong penis gue  ke dalam vaginanya. Terasa agak sempit kerana baru 1/3 dari penis gue  masuk. Perlahan-lahan gue tarik lagi dan gue dorong sekuat-kuatnya.  Ketiga kalinya baru berhasil masuk sepenuhnya.
"Aawwhh..sakit, Ron!!"
Dia  mengerang kesakitan. Maka gue berhenti sejenak nunggu rasa sakit dia  hilang. Akhirnya gue mulai bergerak maju mundur. Semakin lama gerakan  gue semakin cepat. Terasa penis gue bergesekan dengan dinding vaginanya.  Kami berdua mengerang kenikmatan.
"Ahh..Molly..enakk!!"
"Mmhh..awwhh..Ron, terus, cepet lagi!"
Gue semakin bernafsu dan mempercepat genjotan gue. Akhirnya dia menjerit dan mengerang tanda keluarnya orgasme ke dua.
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panasLantas  kami berdiri dan gue puter badannya hingga membelakangi gue (doggy  style). Gue tundukkin badannya dan gue arahin penis gue ke arah  vaginanya dan gue genjot sekali lagi. Kedua payudaranya berayun-ayun  mengikut gerakan genjotan gue. Gue pun meremas-remas pantatnya yang  mulus dan kemudian ke depan mencari putingnya yang sangat tegang. Kami  berdua banjir keringat.
Gue puter putingnya semakin keras dan payudaranya gue remas-remas sekuat-kuatnya.
"Ahh, Daron..gue pingin keluar..!!" jeritnya.
Terus  gue percepat gerakan gue dan die menjerit untuk orgasmenya yang kali  ketiga. Gue pikir-pikir gue ni kuat juga ya.. Tapi gue juga merasa mo  keluar sekarang. Gue nggak sampai hati ngeluarin sperma gue di  vaginanya. Langsung gue cabut penis gue dari vaginanya dan gue puter  badannya. Gue arahin penis gue ke mulutnya yang langsung mengulum dan  melumat penis gue maju mundur. Gue mengerang kenikmatan
"Akhh..Mol, gue keluar..!!"
Gue  semburin sperma gue didalam mulutnya dan ditelannya. Sebagian mengalir  keluar melalui celah bibirnya. Terus penis gue dibersihin dan dijilatin  dari sisa-sisa sperma.
Kemudian gue ngeliat jam di meja. Pukul  5.30!! Mati kalau nggak cepet-cepet. Selepas kami memakai baju semula  dia ngucap terima kasih ke gue.
"Makasih, Ron! Belum pernah gue ngrasa sebahagia ini. Sebenarnya dari pertama kali gue ngeliat loe gue udah suka" Katanya.
"Oh, emang mungkin jodoh kali soalnya waktu ngeliat loe di gerbang sekolah gue juga udah suka." kata gue.
"Tapi gimana dengan adik loe?"
"Nggak apa-apa, dia juga nggak bakalan marah. Adik gue bentar lagi datang. Jadi latihan bareng nggak?"
"Nggak, ah. Males, udah letih latihan tadi" kata gue sambil tersenyum.
Dia pun balas tersenyum. Akhirnya gue balik rumah dengan perasaan gembira. Mimpi gue udah tercapai.
Tags: cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep, Cerita panas