Di balik kelembutannya, kulit bayi juga lebih sensitif daripada kulit  oang dewasa. Menurut dr Rinawati Rohisiswatmo SpA(K) ketebalan kulit  bayi yang baru lahir sekitar sepertiga kulit dewasa dan sangat sensitif.  Sementara bayi rata-rata dalam sehari dapat memproduksi urin hingga 20  kali.
"Kulit bayi masih sensitif karena belum sempurna dan masih dalam  perkembangan, terutama jaringan epidermis atau bagian luar kulit.  Sehingga lebih peka pada setiap perubahan suhu, iritasi, dan kuman,"  kata dr Rinawati, belum lama ini. Rinawati mengatakan. terpenting popok  yang digunakan bayi harus membuat kulit bayi tetap kering dan bersih.
Kering menjadi keharusan karena bagian bawah terdapat alat genital yang  vital yakni anus sebagai tempat pembuangan. Tidak hanya air saja yang  membuat iritasi tapi juga sisa-sisa pembuangan seperti kencing atau  tinja harus cepat disingkirkan tidak boleh kontak dengan kulit. Terlalu  lama sisa pembuangan itu kontak dengan kulit 
bayi akan menyebabkan  iritasi.
Popok sekali pakai atau popok kain, jika basah, harus segera diganti.  Pada penggunaan popok sekali pakai seringkali ada batasan setiap 3 jam  sampai 4 jam sekali. Padahal setiap bayi berbeda-beda. Bisa saja sebelum  waktu tersebut sudah penuh sehingga harus cepat-cepat diganti.  Perubahan cuaca atau iklim juga turut memengaruhi cepat atau lamanya  pergantian popok sekali pakai.
Pada malam hari keinginan untuk buang air kecil juga lebih berkurang  dibandingkan pada siang hari. Durasi buang air kecil pun lebih panjang  saat malam hari. Rinawati juga menolak mitos bahwa pemakaian diaper yang  terlalu sering akan menyebabkan kaki bentuk O. Menurutnya, kaki yang  melengkung pada bayi sampai 18 bulan masih dianggap normal.