Sumber : www.segi3.com 
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokep 
"Cerita Mesum" Janda yang masih Padat – Pengalaman sex ngentot janda ini telah terjadi beberapa tahun yang  lalu. Ini merupakan pengalamanku yang pertama kali berhubungan sex  dengan wanita yang lebih tua dariku. Karena aku biasanya ngentot dengan  gadis-gadis belia, apalagi dengan cewek-cewek abg yang masih smp pasti  hasrat sex dan nafsu ngentot ku bakal tak terbendung. Karena itu cerita  ngentot wanita dewasa janda ini merupakan pengalaman spesial dan baru  bagiku. Simak saja cerita dewasa berikut ini untuk mengetahui jalan  ceritanya.
Aku mempunyai saudara sepupu bernama Monica  yang umurnya kurang lebih 45 tahun. Dia sudah menjanda selama tiga  tahun. Sekarang dia tinggal di salah satu perumahan yang tidak terlalu  besar maupun kecil. Kebetulan anak dari sepupuku ini sudah ditempat  kost, karena mereka lebih dekat dari tempat kuliahnya. Aku kadang-kadang  mampir ketempatnya, untuk mengobrol maupun mendengar keluh kesah dia,  karena dari kecil kami sangat akrab.
Suatu saat aku  mampir, terlihat beberapa teman sepupuku yang sedang bertamu. Biasanya  aku langsung ke ruang tamu dibelakang, membaca koran, majalah atau  menonton televisi. Karena aku pikir mereka sedang mengobrol seputar  cowok atau mengenai salon. Lalu aku dipanggil oleh sepupuku untuk  diperkenalkan kepada teman-temannya.
“Kenalin nich Mbak Rika dan Mbak Nita” kata sepupuku.
Aku  menjabat tangan satu persatu teman sepupuku ini. Karena mereka  sepertinya sangat santai sekali cara mengobrolnya, aku agak sungkan lalu  aku ke belakang kembali. Kudengar cara mereka bicara seperti anak-anak  seumur tujuh belas tahun, mungkin bila di depan anak-anak mereka, tidak  begitu cara mereka berbicara. Mereka tinggal di perumahan Bintaro, bila  dengar cerita sepupuku Mbak Rika baru enam bulan ini ditinggal oleh  suaminya karena kecelakaan pesawat terbang, sedangkan Mbak Nita adalah  seorang istri pejabat yang sering ditinggal suaminya keluar negeri. Mbak  Rika mempunyai tubuh padat, kulit putih, tinggi kurang lebih 165 cm.  Sedangkan Mbak Nita agak langsing dengan payudara yang agak lumayan  menonjol serta mempunyai warna kulit yang sama dengan Mbak Rika.
“Mon aku pulang dulu yach, tuch sudah dijemput anakku, masalahnya aku mau ke Bogor ada acara arisan” kata Mbak Nita.
“Lho aku pulang dengan siapa nich” sela Mbak Rika.
“Gampang nanti diantar oleh adik gue” jawab Monica seraya menepuk bahuku.
“Wach enggak ngerepotin nich Mas” kata Mbak Rika kembali.
“Enggak koq Mbak” jawabku.
Lalu  aku disuruh menemani Mbak Rika mengobrol, karena sepupuku Monica hendak  mandi. Kulihat Mbak Rika memakai rok hitam serta blazer berwarna pink,  duduk santai dikarpet membaca majalah sambil meluruskan kakinya. Kulihat  begitu bening kulit dipahanya. Lalu kami mengobrol panjang lebar, tapi  kulihat dari pandangan Mbak Rika agak sedikit genit, sehingga membuatku  pusing juga. Setelah Monica selesai mandi, Mbak Rika mohon pamit.
“Mas tolongin dong, maklum nich sudah tua” sambil minta tolong kepadaku supaya meraih kedua tangannya untuk berdiri.
“Ha ha ha Rika.. Rika.. Makanya minum jamu dong” ledek Monica terhadapnya.
“Aduch.. Koq begini yach pinggangku” jawab Mbak Rika sambil menunduk memegang pinggangnya.
“Nach lho.. Kenapa nich” tanya Monica.
“Enggak tahu nich” jawab Mbak Rika.
Lalu aku tuntun Mbak Rika ke dalam mobil.
“Ok. Mon.. Sampai lusa yach bye.. bye.. ”
Dalam  perjalanan Mbak Rika duduk di depan, menemaniku membawa mobil, dia juga  minta izin kalau dia mau rebahan sambil menurunkan sandaran jok  kebelakang. Kadang kucuri pandang paha Mbak Rika yang agak tersingkap  dari roknya.
“Mas sepertinya pinggangku agak salah urat nich saat duduk di karpet tadi”
“Wach itu harus cepat-cepat diurut lho.. Mbak” kataku.
“Tapi mau cari tukang urut dimana, malam-malam begini” kata Mbak Rika.
“Memang anak-anak Mbak enggak ada yang bisa mengurut Mbak?” tanyaku memancing.
“Mereka semua di Jogya Mas, kuliah disana” jawabnya.
“Yach kalau enggak keberatan, aku bisa sich mengurut pinggang Mbak Rika” pancingku lagi.
“Yach udach.. ” jawabnya mengangguk.
Singkat  cerita aku menunggu Mbak Rika diruang tamu, karena dia sedang ganti  baju sambil membuatkan aku teh manis. Mbak Rika keluar dari ruang tengah  sambil membawa cangkir minuman untukku, dengan hanya mengenakan daster  yang amat tipis, sehingga secara samar-samar terlihat BH serta celana  dalamnya. Wach tambah pusing aku dibuatnya.
“Minum dulu dech Mas” sapa dia.
Lalu aku diajak ke dalam kamar Mbak Rika, untuk diurut.
“Mas bagian sini nich” sambil Mbak Rika mengangkat dasternya hingga kebahunya dalam keadaan terlungkup ditempat tidur.
Memang  Mbak Rika ini mempunyai tubuh yang padat, hingga kedua belah bagian  pantatnya tampak tersembul ke atas, dan yang lebih gilanya dia memakai  celana dalam yang model belakangnya hanya seutas tali yang menyelip  diantara kedua belah pantatnya. Tak disangka hari ini aku menikmati  pemandangan yang luar biasa indahnya. Lalu aku mengambil minyak dari  keranjang yang telah dia sediakan, didalam keranjang itu juga ada  beberapa botol alat-alat untuk mandi. Aku mulai menggosok bagian  pinggangnya dan kadang-kadang tanganku kusentuh pada bongkahan daging  pada kedua belah pantatnya. Dia rupanya sangat menikmati urutan tanganku  dipinggangnya, hingga dia terlelap tidur.
“Mbak gimana sudah agak enakan enggak?” tanyaku.
Dia kaget terbangun lalu, dia berkata “Mas bisa tolong sekalian betis kakiku enggak, masalahnya agak pegal-pegal juga nich”
“Yups.. ” jawabku singkat.
Tampak  Mbak Rika agak merenggangkan kedua belah kakinya dan tetap dalam posisi  terlungkup, tampak sekilas kulihat pinggiran lubang vagina Mbak Rika  tersembul diantara celana dalamnya yang memang hanya berbentuk segitiga  pada bagian depannya. Aku lalu menukar minyak gosok dengan body oil  dalam keranjang diatas meja dekat tempat tidur Mbak Rika. Aku mulai  menggosok dari betis ke arah paha dengan melumurkan body oil agak  banyak. Terus kuurut kedua belah betis Mbak Rika hingga sampai kedua  belah pahanya.
“Mas urutnya agak ditekan sedikit  dibagian sini Mas, soalnya pegel amat sich” kata Mbak Rika sambil  menunjuk antara paha dan pantatnya dibagian belakang, lalu dia juga  membuka tali dari celana dalamnya dan menariknya lalu ditaruhnya dekat  bantal dikepalanya. Makin jelas sudah kulihat vagina Mbak Rika dari  bagian belakang dan tampaknya bulu-bulu jembutnya dicukur bersih  olehnya. Aku mulai menekan pantatnya dengan kedua jempolku, dan  kadang-kadang aku sentuh lubang anus Mbak Rika dengan sentuhan halus.
“Och..” tampak Mbak Rika mulai mendesah.
Aku  tuang body oil banyak-banyak dikedua bongkahan daging dipantatnya, lalu  aku mulai menggosoknya turun naik dari kedua pahanya. Lalu Mbak Rika  menyuruhku menaruh body oil ditelapak tanganku, lalu dipegangnya  tanganku dan ditaruh disela-sela lubang kemaluannya.
“Mas tolong gosok dibagian ini yach Mas” pintanya.
Lalu aku mulai menggosok bibir kemaluannya mulai dari lubang anus Mbak Rika.
“Och.. Mas teruskan Mas.. Och.. ”
cerita sex,cerita dewasa,cerita mesum,cerita ngentot, ngentot artis, cerita bokepKulihat  Mbak Rika mulai terangsang oleh sentuhan-sentuhan kelima jariku. Tanpa  buang waktu sambil menggosok body oil kumasukan jari tengahku ke dalam  lubang kemaluannya, terus kulalukan beberapa kali, dan kulihat kedua  tangan Mbak Rika meramas keras sprei ditempat tidurnya. Tiba-tiba Mbak  Rika bangun dari tempat tidurnya lalu menyerangku dengan ciuman  dibibirku sambil mempermainkan lidahnya. Dan dia berbisik.
“Mas aku buka bajunya yach”
Aku hanya mengangguk tanda setuju. Dilepaskannya baju dan celanaku, hingga tak selembarpun benang menempel ditubuhku.
“Daster Mbak aku buka juga yach”
Diapun  mengangguk setuju. Aku disuruhnya duduk disamping tempat tidurnya, lalu  disodorkan kedua belah buah dadanya kemulutku, dan aku sambut dengan  melumat kedua belah bongkahan daging kenyal didadanya. Tangan kananku  juga sudah bermain disekitar vagina Mbak Rika, tampaknya bekas body oil  yang tadi sudah bercampur dengan cairan bening dilubang kemaluan Mbak  Rika. Dia makin mendekap kepalaku kedadanya, dan kadang-kadang  pinggulnya menghentak-hentak ke arahku, saat jari-jariku keluar masuk ke  dalam lubang kemaluannya.
Lalu dia jongkok dihadapanku  dan mulai memasukan penisku ke dalam mulutnya, tampak penisku hilang  ditelan oleh gumulan mulutnya hingga masuk menyentuh tenggorokannya.  Rasa nikmat mulai menjalar keubun-ubun kepalaku. Lalu dia permainkan  lidahnya pada ujung bagian bawah penisku. Wach sangat pintar sekali  pikirku Mbak Rika ini cara merangsang laki-laki.
“Mas mau khan gantian” pintanya.
Aku  mengerti bahwa Mbak Rika minta dijilati vaginanya. Lalu dia mengambil  handuk kecil, disemprotnya handuk tersebut dengan minyak wangi, yang  kutahu bukan minyak wangi lokal, lalu dibersihkan selangkangannya dengan  handuk tersebut. Lalu diapun tidur terlentang dengan mengganjal  pantatnya dengan dua buah bantal tidurnya. Maka tampak jelas lubang  kemaluan Mbak Rika yang telah mempunyai bibir disisi kanan kirinya  dengan warna merah kecoklat-coklatan. Dan tampak pula lubang anus Mbak  Rika yang sudah berwarna coklat tua, pasti dia pernah bermain anal sex  juga nich pikirku. Dan memang tidak terlihat sehelai rambutpun disekitar  kemaluan dan anusnya.
Lalu aku mulai jilat bibir  kemaluan Mbak Rika, dan memang tidak tercium bau yang aneh-aneh, berarti  memang Mbak Rika sangat rajin merawat tubuhnya. Dia mulai menggelinjang  diatas tempat tidurnya, saat kusapu kemaluannya dengan lidahku. Lalu  aku oleskan telunjukku dengan body oil, dan kumasukan pelan-pelan ke  dalam lubang anusnya, berbarengan dengan lidahku mempermainkan  kelentitnya.
“Och.. Och.. Och..!!”
Tampak teriakan Mbak Rika sepertinya tidak menghiraukan akan ada orang lain yang mendengarkannya.
“Teruskan Mas.. Jangan berhenti.. Och.”
Terus  kupermainkan kedua lubang Mbak Rika, akhirnya dia memintaku untuk  memasukkan penisku ke dalam lubang kemaluannya. “Mas.. Pakai kondom  yach.., itu ambil didalam laci”
Ternyata didalam laci  kulihat bukan hanya kondom, tetapi ada beberapa penis yang terbuat dari  karet elastis juga terdapat didalamnya. Setelah kupakai kondom,  kumasukan penisku ke dalam kemaluannya, langsung aku hentak keras  beberapa kali lubang kemaluannya. Iapun mengimbangi dengan mengangkat  pantatnya tinggi-tinggi, terus kulakukan permainan keras tersebut selama  tiga puluh menit, hingga kulihat Mbak Rika tidak lagi melakukan  perlawanan. Sedangkan penisku belum ada tanda-tanda mau mengeluarkan  pejunya, lalu aku cabut penisku dari lubang kemaluan Mbak Rika.  Perlahan-lahan aku masukan ke dalam lubang anus Mbak Rika sambil  meneteskan body oil dibagian atas penisku.
“Pelan-pelan Mas..”
Terus  aku tekan penisku hingga terpendam habis dilubang anus Mbak Rika, dan  pelan-pelan juga aku tarik, lalu aku masukan kembali, sampai Mbak Rika  tidak membuat reaksi tanda sakit dilubang anusnya. Aku mulai menggenjot  tanpa henti penisku ke dalam lubang anusnya, dan karena tidak selonggar  lubang kemaluan Mbak Rika, pejuku mulai berlomba-lomba ingin keluar.
Dan  saat pejuku hendak muncrat kutekan penisku dalam-dalam sambil mencium  bibir dan merangkul tubuh Mbak Rika kuat-kuat. Setelah itu aku terkulai  disisi tubuh Mbak Rika. Dan kulihat Mbak Rika mencabut kondomku lalu  membersihkan penisku dengan handuk kecilnya. Lalu iapun merangkul  diriku, sambil berbisik.
“Jaga rahasia kita berdua ini yach Mas..”
Akupun mengangguk lalu kukecup keningnya, sambil merangkulnya erat-erat. Lanjut: 
Pembantu Binal