Seperti biasa pakaian yang dikenakan cukup ketat, roknya semi-mini, sehingga bodinya yang seksi semakin kelihatan lekuk likunya.
Ketika bus kota yang dia tunggu datang, Marini berusaha naik lewat  pintu belakang, tapi ketika mau naik, kakinya kok tidak sampai di tangga  bus.
Menyadari keketatan roknya, tangan kiri Marini menjulur ke belakang  untuk menurunkan sedikit resleting roknya supaya agak longgar, Tapi,  ugh, masih juga belum bisa naik. Ia mengulangi untuk menurunkan lagi  resleting roknya. Belum bisa naik juga ke tangga bus.
Untuk usaha yang ketiga kalinya, belum sampai dia menurunkan lagi  resleting roknya, tiba-tiba ada tangan kuat mendorong pantatnya dari  belakang sampai Marini terloncat dan masuk ke dalam bus, Marini melihat  ke belakang ingin tahu siapa yang mendorongnya, ternyata ada pemuda  gondrong yang cengar- cengir melihat Marini. “Hei, kurang ajar kau.  Berani-beraninya nggak sopan pegang-pegang pantat orang!” Si pemuda  menjawab kalem, “Yang nggak sopan itu situ, Mbak. Masak belum kenal  berani-berani menurunkan resleting celana gua.”
Seketika itu juga seluruh penumpang bus pada ketawa semua 
